Cooking with Mind, Body, and Soul

Tulisan2 ku disini ngak cuma sekedar nemenin foto2 yang dipamerin...tapi juga curhatan gimana mood aku sewaktu masakan dan cake ini dalam proses pembuatan. Dan perasaan tentang hasil akhirnya, sampai komentar yang icip icipnya...

Jadi mahap kalo isinya kayak cerpen, bahkan cerbung.... atau novel yaaa.... ha haa haaa....

Showing posts with label Traditional. Show all posts
Showing posts with label Traditional. Show all posts

Tuesday, February 10, 2009

Jajanan Kampung Sentuhan Ethnic untuk USAID

Beberapa hari setelah posting Wedang dan Jajan Kampungnya Indosat, aku dapet telpon dari Siane yang pesan hidangan serupa untuk hari Rabu di kantornya.
Wah...padahal aku baru aja beres2 piranti gerabahnya untuk diungsikan kerumah mertua, karena di Rusun udah sesak banget...sampe susah untuk melangkah....

Dasar aku doyan banget dengan pernak-pernik berbau ethnic... begitu ada waktu langsung aja hunting lagi..... beli tungku dan gentong dengan model yang berbeda dengan yang lalu... juga centong2 dari batok yang design dan finishingnya bagus bangeeet dibanding yang udah aku beli minggu lalu.... ( yang minggu lalu aja udah kebanyakan belinya... ditambah koleksi sendok2 batok di gudang Pulo Gebang yang entah ada berapa...dan ngak sempat ngambilnya kesana...)

Pada hari H nya semua makanan dan piranti yang cukup berat2 itu dijemput oleh Sopir Kantor LSM tempat Siane bekerja, dengan kendaraan operasionalnya...
Perjalanan dari Rusun Petamburan ke Ratu Plaza cukup lancar.... tapiiii..... nunggu liftnya itu yang ngak tahaannn.... kayaknya lebih setengah jam deh nunggu di depan lift barang yang mojok itu... eh pas kebuka..... ternyata liftnya penuh dengan puing2 yang sangat berdebu.... duuhh....
udah gitu mereka ngeluarin puingnya juga luama banget....
Untung aja aku minta jemputnya jam 10:30 untuk acara di jam 12:00... jadi masih lumayan cukup waktu deh untuk menatanya... walau keranjang2nya belum sempat dipasangkan pita pengikat lipit2 daunnya... makanya ada beberapa daun hias yang memble gitu...




Ternyata kantor Siane berjudul USAID, dan acaranya untuk perpisahan dengan rekan senior mereka yang menjadi panutan dan bijak, dengan tutur kata yang menyejukkan...



( Kayaknya aku bakalan hubungi Siane untuk minta poster2 Ibu Menyusui, Suami Siaga, dll nya untuk aku pajang di Posyandu yang pernah aku bidani dulu...)




Kali ini aku punya waktu untuk menata piranti sajinya yang terdiri dari piring anyaman bambu beralas daun pisang, mug dari terracota/gerabah, gelas batok kelapa, dan gelas kertas bermotif dan warna yang sesuai dengan nuansa ethnic ini... sayang sekali aku belum menemukan sendok kecil dari kayu atau batok kelapa.... musti nyari ke Jogja???? Duh sayang si Bungsu udah ngak kuliah disana lagi....
Tapi piranti ethnic ini cuma aku sediakan untuk satu lusin aja.... refot deh kalo semua musti yang beginian... cuma untuk sekedar display aja, walaupun boleh dipake tuk makan minum juga...
Sisanya ya piranti yang disposable aja... dengan pilihan yang ramah lingkungan.... ( idealis yaa...)



Kali ini wedangnya selain Jahe, juga aku tawarkan Bajigur....
Terinspirasi Wedang Jahe di Hotel Grage Sangkan hari Minggu lalunya, dan juga yang aku dapat dari lembaran resep jadul..... Wedang Jahenya aku kasih isi kerukan Kelapa Muda...sedangkan Bajigurnya berisi irisan Kolang Kaling beraroma harum....



Seperti minggu lalu...singkong dan ubi aku pesan di langganan suamiku di pasar sini...
Pisang kali ini adalah Pisang Uli yang aku kejar di pasar lain yang lumayan jaraknya dari Rusun ( untung aja ada yang cukup matang untuk di kukus pagi ini...) karena pesanan Pisang Tanduknya ternyata masih sepet... dan ngak satupun penjual umbi disini yang punya Tales....Tapi di Pasar Inpres itu aku juga menemukan tales.. tapi kali ini Tales Bogor aja...bukan Tales Betung seperti minggu lalu....
Jadi untuk lain kali, rasanya jenis umbi2annya ngak bisa dipastikan... sesuai stock yang ada dipasar aja kalee... ( tapi kali ini dari Pasar Inpres yang pastinya lebih lengkap...)

Ketimusnya buatan aku sendiri... enak banget lho.... ngak seperti buatan tetanggaku minggu lalu.... ich ge er...




Kacang Tanah ikatan dan Kacang Kedelai /Kacang Bulu



Jajan Cenil... seperti biasa
Sekarang tampahnya diletakkan dalam wadah anyaman bambu berkelambu




Kelapa Parut + Gula Pasir, Juruh ( cairan kental gula merah ), dan Sendok
Ditata pada tiers dari piring gerabah yang disanggah besi berulir...



Begitu sambutan2 selesai teman2 Siane langsung menyerbu wedang dan jajan kampungnya...
Yang orang Jawa menerangkan kepada rekan2nya yang berasal dari Sumatra Utara yang belum mengenal hidangan ini...

Rata2 sih merasa hidangan di acara ini benar2 mengejutkan....
Makanan kampong gituuu... yang udah jarang mereka temukan di Jakarta sini...



Bule-bule disana juga penasaran untuk mencoba hidangan yang menurut mereka ditata dengan ciamik ini.... ( heheheee.. ge er deh.... )
Iya dong... menaikkan gengsi si makanan kampong...



Ibu Ciah ( berjilbab ), assistenku, girang banget bisa duduk disamping Non Bule yang cantik ini.... tapi Bu Ciah bilang, kok ngomong Inggris terus yaaa... jadi Ibu ngak bisa dong kerja dikantor ini, karena ngak bisa tuh Bahasa Inggrisnya... ha haa haaaa....

Monday, March 31, 2008

GUDEG KOMPLIT

By : Lisa Basuki

Pelengkap :

Opor Ayam & Tahu, Sambal Goreng Krecek, Bumbu Areh

Biasanya saya masak gudeg dalam jumlah banyak karena faktor lama proses memasaknya, sayangkan energinya kalo masaknya sedikit. Arehnya saya menggunakan kuah opor ayam tahu yang sengaja jumlah santannya dilebihkan dan kental, karena areh tradisionalnya hanya santan yang cuma dibubuhi garam dan daun salam aja.

Sambal goreng kreceknya berkuah merah menyala dengan krecek berwarna kuning bersih bertaburan cabe rawit besar berwarna merah, kuning dan hijau… huuuu ngencessss…..

Gudeg Nangka

Bahan :

1 kg nangka yg sedang tuanya ( tidak terlalu muda dan tdk terlalu tua), potong-potong
12 btr telur rebus utuh (
kupas kulitnya kalau ingin bumbunya lebih meresap )
1000 cc air kelapa
8 - 10 lbr daun salam
5 - 8 iris lengkuas setebal ½ cm yg diiris menurut panjangnya kurleb 8cm
200 gr gula merah, iris halus
2000 cc santan dari 1 butir kelapa

Bumbu dihaluskan :

12 btr bawang merah
12 siung bawang putih
1 sdt ketumbar
2 sdm garam

Cara Membuat :

Tahap I

  • Karena memasaknya butuh waktu lama dan sampai cairannya mengering, maka gunakanlah panci beralas tebal ( saya menggunakan Panci Tekan Merk Presto )
  • Tata daun salam menutupi dasar panci, tata juga diatasnya irisan lengkuas ( selain sebagai penyedap, juga berfungsi sebagai alas masakan ini agar tidak hangus )
  • Campur bumbu halus dengan 500 cc air kelapa, aduk rata
  • Masukkan berturut turut potongan nangka muda, telur rebus, gula merah, siram bumbu halus yang dicairkan dengan air kelapa.
  • Tambahkan air kelapa secukupnya sebatas tinggi nangka + telur tadi agar terendam
  • Tutup panci rapat-rapat, masak diatas api sedang , tanpa dibuka tutupnya sekalipun selama kira-kira 2 jam.

Tahap II
  • Setelah 2 jam lihat apakah airnya sudah tinggal sedikit, angkat dulu telurnya dan sisihkan sementara agar tidak hancur.
  • Masukkan santan, aduk-aduk dengan sendok kayu sambil menghancurkan potongan nangka ( jaga jangan sampai daun salam dan lengkuasnya terangkat )
  • Masukkan kembali telurnya sampai sedikit terkubur dalam nangka.
  • Masak lagi dengan api kecil selama minimal 3 jam
  • Aduk sesekali sampai santan habis.
  • Pada tahap II ini saya biasanya memasak sampai 7 jam pake kompor listrik dengan pengaturan api 1/2nya atau 300w agar terjaga kestabilan apinya, karena kalo pake kompor gas, apinya suka jadi mati karena diatur kecil sekali.
  • Hasilnya gudeg cantik berwarna coklat kemerahan dengan cairan yang sedikit dan kental.
  • Siramkan areh/ kuah opor ayam kental diatas gudeg nangka ini secukupnya pada saat dihidangkan.

OPOR AYAM TAHU

Bahan :

2 ekor ayam, potong 8, goreng setengah matang
4 buah tahu putih besar, potong 4, goreng
2250 cc santan dari 3 butir kelapa
( pisahkan kentalnya )
4 sdt gula merah
3 btg serai, memarkan
6 lbr daun jeruk purut
minyak goreng untuk menumis

Bumbu dihaluskan :

18 btr bawang merah
18 siung bawang putih
15 btr kemiri sangrai
1 sdt ketumbar sangrai
1 ½ sdt jintan sangrai
3 cm langkuas
5 sdt garam

Cara Membuat :
  • Tumis bumbu yang dihaluskan sampai harum, tuangi santan cair
  • Masukkan gula, serai, daun jeruk purut, didihkan
  • Masukkan ayam dan tahu yang telah digoreng sampai kuah tinggal setengah
  • Masukkan santan kental, timba-timba agar santan tidak pecah
  • Masak terus sampai santan agak mengental

SAMBAL GORENG KRECEK

Bahan :

300 gr krupuk krecek khusus masakan ( klo yg tuk dimakan langsung sering hancur bila
dimasak )

200 gr kacang tolo
50 gr cabe rawit besar warna merah, kuning dan hijau ( jumlah bisa disesuaikan dgn selera )
1 sdt asam
2 ltr santan dari 1 butir kelapa ( pisahkan yang kentalnya )
3 lbr daun salam
6 cm lengkuas, memarkan
100 gr cabe merah besar, rebus, blender halus
100 cc minyak goreng
garam secukupnya
gula merah secukupnya

Bumbu dihaluskan :

12 btr bawang merah
12 siung bawang putih

Cara Membuat :
  • Cuci kacang tolo sampai bersih, tiriskan dan masukkan dalam air mendidih dipanci hingga terendam kurleb 5 cm diatasnya. Diamkan selama 2 jam, hingga kacang mengembang. Rebus kembali, didihkan selama kurleb 10 menit ( tambahkan airnya hingga tetap terendam air 5 cm diatasnya ). Tiriskan dan bilas dengan menyiramkan air sampai bilasannya jernih.
  • Rendam krecek dgn air biasa hingga lunak, peras dengan kedua telapak tangan saling menggengam agar krecek tidak hancur. Bilas dan peras lagi beberapa kali dengan cara yang sama, sampai keluar semua minyak yang coklat kehitaman ( ih ngeri bangeet..) dan airnya jernih.
  • Tumis cabe merah halus dengan 100 cc minyak goreng, hingga minyaknya keluar dan berwarna merah menyala, sisihkan
  • Tumis bumbu yang dihaluskan dengan sedikit sisa minyak tumisan cabe sampai harum, masukkan serai, daun jeruk purut
  • Tuangi santan cair, didihkan, bubuhi garam dan gula
  • Masukkan Kacang Tolo, masak sampai matang, kemudian masukkan kreceknya dan santan kental.
  • Timba-timba agar santan tidak pecah , setelah agak mengental masukkan cabe rawit
  • Masak terus sampai kuah mengental, dan minyak berwarna merah cerah mengambang dipermukaan.