Cooking with Mind, Body, and Soul

Tulisan2 ku disini ngak cuma sekedar nemenin foto2 yang dipamerin...tapi juga curhatan gimana mood aku sewaktu masakan dan cake ini dalam proses pembuatan. Dan perasaan tentang hasil akhirnya, sampai komentar yang icip icipnya...

Jadi mahap kalo isinya kayak cerpen, bahkan cerbung.... atau novel yaaa.... ha haa haaa....

Thursday, June 17, 2010

Koleksi Gerabah & Piranti Saji Etnik


Inilah sebagian koleksi piranti etnik ku yang terbuat dari gerabah, dengan sendok lauk dan sendok sayur dari batok kelapa, atau dari batang kayu kelapa dan kayu aren...
Walau masih ada juga sih sendok makan dan garpu, serta sendok kecil dari stainless steel... nanti perlahan-lahan diganti dengan yang etnik kalau pengrajinnya sudah buatkan pesanan2 aku...





Kendilnya bisa untuk kuah soto ataupun untuk wadah aneka wedang...
Wajan gerabah bisa untuk lauk yang dipanaskan maupun yang tidak panas...
Mangkuk dalam 2 ukuran bisa untuk wadah soto, wedang, atau lainnya...



Kaki besi bertingkat dari Lombok ini bisa diberdayakan untuk dudukan gerabah sebagai lauk pauk atau gerabah sebagai wadah kue.... Selain bentuk gerabah cekung dengan aksen potong dikedua sisinya, bisa juga piringan2 gerabah berbentuk bundar dengan ukuran dari besar ke kecil./
Kadang aku gunakan juga wadah anyaman bambu untuk ditempatkan di tiang besi ini...



Keranjang bambu seksi ini bisa untuk wadah buah2an...
Piring datar bundar selain untuk puding bisa untuk segala macam display...
Kendil kecil untuk wadah vla, bisa untuk wadah juruh, santan ataupun sambal, tergantung seberapa banyak isinya, kadang kalao sedikit digunakan mangkuk gerabah saja. Disitu juga ada piring kecil sebagai piring puding yang dilapisi daun pisang


Panci gerabah, selain digunakan sebagai wadah sayur/sup , kadang aku gunakan sebagai wadah nasi dengan melapisi dengan "Daun Nasi", yang aku beli di Pasar Senen...
Piringnya menggunakan pincuk/sudi/tekor anyaman bambu berlapis daun pisang...
Sendoknya, serupa dengan sendok bebek, hanya ini terbuat dari batok kelapa... harganya tidak lebih murah dari yang terbuat dari stainless steel... malah 2x lipatnya..,
Aku lagi pesan sendok garpu yang bertangkai layaknya yang digunakan pada dinner set..





Pincuk anyaman bambu berlapis daun pisang ini cantiik 'kaaannn....
Walaupun ada yang melihatnya sebelah mata dan merasa terhina menggunakannya...

Kendil bertutup yang ditata diatas Tampah Jawa ini tampak semakin cantik dengan padanan lipatan daun disekelilingnya, dan sendok batok yang menemaninya...


Untuk menyantap anaka bubur itu, digunakan mangkuk gerabah....
Karena koleksinya masih sedikit, kadang kalau pesanannya banyak aku campur dengan mangkuk plastik ( bukan styrofoam, karena tidak ramah lingkungan..)





Selain Tampah Jawa yang lebih cantik dari pada tampah konvensional, sebagai display kue tampah tradisional, cantik juga ditata dalam balok congklak bermotif menarik ini...



Wedang, aku display pada kendil yang ditata diatas tungku gerabah juga...
Gelasnya ada yang terbuat dari gerabah, batok kelapa dan dari kertas berlapis motif gerabah...


Yang ini adalah pelayanan dari Alley Kitchen untuk Wedang jahe dan Bajigur pada acara Resepsi Perkawinan... mejanya mungkin kurang sepadan, karena sudah disediakan oleh pihak panitianya...
Tapi Pak Kuyut, asisten ku aku berikan seragam Kaus Polo Hitam dengan celemek dan tutup kepala kain batik... lumayan penampakannya...

Sebenarnya masih ada lagi koleksi pada acara2 lainnya di perkantoran, tapi sayang kadang kameraku kehabisan battery atau akunya udah terlalu capek, jadi males buat motret2... he hee.. heee...

Sunday, June 6, 2010

Tumpeng 7 Bulanan - Yanti


Kali ini aku mengkreasikan tumpeng agak sedikit ngikutin pakem, yaitu bikin 7 tumpeng kecil2 dengan salah satunya lebih besar, untuk acara selametan 7 bulanannya Mbak Yanti di Pademangan..


Sebenarnya aku berencana bikin yang model gini sejak kemarin untuk pesanan 7 bulanannya kandungan Mbak Ike, tapi baru sempat terealisir pagi ini.
Pesanan Mbak Yanti untuk hari Minggu tadi pagi , sempat hampir tertukar dengan pesanan Mbak Ike yang harus dikirim kemarin pagi.... untung aja Jumat itu aku reconfirm dulu... weleh..weleh... maklum aja ngak lagi muda, jadi banyak lupanya...
Kalo enggak..kan seru juga.. pesanan untuk ke Kramat Kwitang, terkirim ke Pademangan... he hee heee...



Karena ini adalah kreasi perdana untuk bentuk tumpeng anakan gini ( Mbak Yanti sih ngak rikues yang begini..), maka aku perkirakan ukuran tampahnya hanya lebih besar 1 nomer lebih besar aja.... ternyata oh ternyata... spacenya jadi sempit banget... susyah juga untuk menata ayamnya... apalagi wadah sambal goreng ati....
Untung aja si Tumpeng Anakan yang 6 buah itu masih bisa digeser, yang tadinya mengelilingi yang besar, akhirnya jadi berjajar dibelakangnya aja.... ( di penampakan potonya, bunga2 dari wortelnya agak berantakan karena pergeseran tadi, dan belum sempat dirapihkan.. )

Lumayan deh masih ada yang lebih luang ruangannya.... menatanya juga sambil terus mikir... gimana yaa nyusunnya... perkedel tahu sempat pindah tempat 3 kali, si ayam 2 kali, sambal goreng ati 2 kali ganti bentuk wadahnya, malahan sambal dalam buah kelapanya ngak bisa masuk sama sekali, jadi aja dibungkus tersendiri... Urapnya juga sikut2an tuh...liat aja susunannya ngak teratur... he hee heee...

Juga diperlukan waktu ekstra untuk cetak dan hias 7 tumpeng ini... biar kecil, kan perlu bersolek juga dong...
Pak Asmaun, sopir taksi langganan, yang juga punya ide yang sama untuk buatkan 7 gunung untuk tumpeng 7 bulanan ini, ikut sibuk bantu cetakkan wortel berbentuk hati, bintang dan bunga... perlambang kasih sayang ( hati ), kemulyaan dan ketaqwaan ( bintang ), serta kebahagiaan dan keceriaan ( bunga )...



Sore tadi Mbak Yanti SMS :
Mbak. tx ya tumpengnya, lucu, skrg dah ludes. 
Gak sampe 2 jam udah ludes tak bersisa.
Enak Mbak

Alhamdulillah.....
Mudah2 lain kali bisa lebih cantik lagi penampilannya...

Rujak Kangkung


Sebenarnya sih bosan banget liat kangkung... apalagi kalo lagi bikin tumpeng... weh liat semua sayuran yang ada ditumpeng aja juga ngak napsu deh... saking hampir tiap hari bergaul dengan mereka...

Tapi kalo bukan harinya bikin tumpeng, ya pengen juga sih makan sayur mayur itu... apalagi kangkung adalah sayur paporit nya Mas Adam, bungsuku...
Maka kemarin ini aku buatkan Rujak Kangkung, salah satu olahan kangkung kesukaannya selain Tumis Kangkung Terasi alias Kangkung Cah Belacan.




Masakan ini aku adaptasi dari masakan Ibu Mertua, selain Kangkung Tumis Oncom yang pedas dan maknyuusss...

Kalo Rujak Kangkung ini rasanya pedas, manis dan asam segar...
Mo tau resepnya???? Catet yaa..... eh jaman sekarang cukup di copas yaaa... ( tapi jangan lupa cantumkan namaku atau blog aku yaaa... eh narsis... tapi pentiiinnggg...)



RUJAK KANGKUNG
by Lisa Basuki




Bahan :

2 ikat        kangkung, petik daun dan tangkai yang muda

Sambal Rujak :
3 buah      cabe merah besar
5 buah      cabe merah keriting
10 buah    cabe rawit ( kalo suka pedas, gunakan rawit merah )
3/4 sdt      garam
1/2 sdt      terasi matang
100 gr       gula merah
50 cc        air asam, dari 1 sdm asam jawa yang diseduh 75 cc air panas

Cara Membuatnya :
  • Rebus kangkung hingga matang, tapi masih tetap garing, tidak terlalu lembek
  • Sambal : ulek semua cabe ditambah dengan garam dan terasi sampai agak halus
  • Tambahkan gula merah, uleg rata, lalu tuangi dengan air asam
  • Hidangkan rebusan kangkung diatas piring saji, dan siram dengan sambalnya...
  • Jangan lupa dimakan dengan nasi pulen hangat, ditemani dengan tempe dan tahu goreng, telur rebus plenyet, dan juga ikan asin....
  • Hmmmmm..... suegeeerrr...nikmeehh.......