Terprovokasi dengan penampilan Ayam Kodok untuk Yulia Maki minggu lalu, Mbak Titisari teman FB yang udah pesan tumpeng 2 kali itu memesan untuk konsumsi keluarga dan para tetangganya.....
He hee heee... enak ya jadi tetangganya Mbak Titi..
Bilangnya sih dikirim kapan saja kalau aku punya waktu, walau pembayarannya sudah dilunasi minggu lalu..
Trus Sabtu lalu ketemu Chef KW di Bazzarnya Sedap Saji, ngobrol2 dan aku tanya tentang pembuatan ayam kodok yang katanya tanpa dijahit itu. Karena kesibukan Chef dan Teh Uceu, maka latbar ayam kodok metode itu belum bisa dilakukan sampai sekarang...
Jadi Chef hanya menjelaskan secara lisan kepadaku tentang prosesnya... sedangkan resepnya bisa diapplikasikan dengan berbagai bumbu dan isian... yang penting gayanya Western, bukan Chinese..
Ni dia hasilnya... terlihat lebih moist kaann..? Karena ayamnya hanya dikeluarkan tulangnya aja tanpa dagingnya ikut serta... Ngerjainnya juga lebih simple, karena ngak perlu repot melepaskan kulit dari dagingnya... hanya saja dibutuhkan insting untuk melorotkan dagingnya, dan kapan harus memotong otot yang menempel di tulangnya...
Aku sih lebih banyak menggunakan jari daripada pisau... karena agak riskan, bisa keterusan motong dan bikin kulitnya jadi sobek...
Walau daging masih tetap menempel dikulitnya, tetapi rasanya juga maknyus... karena aku marinate dengan bumbu hasil modifikasi aku, hingga aromanya harum dan tidak hanyir sama sekali ( maklum deh, aku kan kurang suka dengan ayam, jadi aku buat sedemikian rupa hingga hilang bau "manehna" ). Dan bumbu marinatenya itu aku lumuri keseluruh lapisan bawah kulitnya juga, dan bagian daging yang tebal juga aku pecahkan supaya bumbu bisa meresap kesegala penjuru.... Jadi nanti rasanya ngak hambar gitu...
Bagian kosongnya tetap aku isi dengan cincangan daging ayam dan daging sapi, ditambah potongan jamur dan bumbu2 istimewa lainnya...
Dan yang paling aku suka adalah..... ngak usah pake njait dengan jarum dan benang.... ( itu satu2nya pekerjaan "wanita" yang kurang aku suka, walau aku punya mesin jahit dengan 24 model bordiran... juga aku punya kotak berisi benang beraneka warna lengkap dengan aneka jarum, bidal, dan beberapa macam alat untuk memasukkan benang kedalam jarum yang perlu banget buat kami yang udah jauh dari masa muda... he hee heee...dan kebanyakan sih suamiku yang lebih sering menyentuh kotak itu... haa haaa haaaa... )
Jadi merekatkan kulitnya cukup pake skewer logam yang panjang aja... beres deeh... tinggal dipanggang tanpa proses pengukusan.... jadi bagian dalam ayamnya tetap moist, ngak kering tetapi juicy dan gurih, karena cairannya tidak habis keluar...
Ngak lama setelah tiba, rupanya Mbak Titi telpon, tapi ngak kedengaran karena aku tinggal dikamar...
Sewaktu aku telpon balik, Mbak Titi bilang, ayamnya enak dan ngak hanyir seperti yang semula dikhawatirkan, karena aku juga ngak campurkan liver paste kedalamnya...
Alhamdulillah....
Hanya saja katanya sausnya kurang.... wah terima kasih Mbak Titi... itu masukan buat aku... jadi aku tau kalau pelanggan lebih suka saus yang banyak...
Tadi aku buat sausnya lebih kental, karena ngak banyak aku berikan cairan tambahan...
Ternyata metode ayam cabut tulang seperti ini di negri Paman Sam sana terkenal dengan nama Turducken, yang biasa dimasak saat Thanksgiving...., tapi isiannya lembaran daging dada dan potongan2 roti dan bumbu...
Siapa lagi yang mau coba??? Silahkan......